Selasa, 01 Januari 2013

Cerpen ku : Survive !


Sinar matahari pagi menyeruak dari balik jendela kamar mungilku, aku bisa merasakan dekapan hangat dari sinar matahari itu, tapi aku enggan untuk membuka mata, enggan mengakhiri mimpi indah yang saat ini sedang aku alami. Ingin rasanya mimpi ini menjadi sebuah kenyataan dan tidak akan pernah lepas dari dekapanku. Sayup-sayup aku dengar suara bunda berbicara dengan ayah di depan pintu kamarku, pintu kamarpun terbuka perlahan tanpa mengagetkanku, persis seperti sifat bunda yang lemah lembut ketika mendidik anak-anaknya.
            “Dek,, adek, ayo bangun sayang. Sudah pagi, buruan mandi terus makan” ujar bunda membangunkanku.
            Tanpa berkata sepatah katapun, aku mulai membuka mataku dan memaksa tubuhku untuk bangun secara perlahan. Bunda yang masih duduk disamping tempat tidurku, tersenyum sambil mengusap rambutku yang masih acak-acakan gak karuan.
            Aku beringsut dari tempat tidurku yang semalam telah memberikanku mimpi yang benar-benar membuatku merasakan kebahagiaan bersama orang yang aku cintai hingga detik ini, orang yang selama ini bisa membuatku semangat dalam segala hal. Bisakah kelak aku hidup dengannya? Pertanyaan yang selalu mengusikku.
            “Selamat pagi Pamekasan, selamat pagi kota Gerbang Salamku” gumamku dalam hati
            Tiba-tiba kakakku turun dari tangga dan mengagetkanku.....
            “Dek !!” suara kakaku Novita mengagetkanku.
            “Dalem mbak, tumben jam segini sudah bangun” sapaku cengegesan
“Yee, ngawur, kamu kira aku kayak kamu ya dek, ngebo mulu kalo pagi, hahaha”
            “Haesshh, sesama suka ngebo jangan saling ngejek ah. Gak baik”
            “Loh, kakak gak ngejek kok, tapi kan ini emang fakta”
            “Kak Novi ini ngeselin baaangeeeetttttt yaaaa” ujarku geram
“Lagi ngelamunin apaan sih dek pagi-pagi gini? Asyik banget kayaknya”
“Bener mau tau, kak?”
“Nggak” jawabnya cuek
 “Hahahahahahahaha” tawaku ngakak
“Udah nggak usah ketawa mulu, tuh HP mu dari tadi rame banget. Ada sms atau telpon kakak gak tau”
“What? Iya kah kak?? Kok aku gak tau ya”
“Makanya pagi-pagi jangan ngelamun, gak baik”
            Belum selesai kakakku melanjutkan kalimatnya, aku langsung berlari kecil ke kamarku. Menghampiri HPku yang katanya dari tadi berbunyi
            Setelah sampai di kamar, aku langsung mengeceknya. Dan ternyata benar, ada 15 BBM dan 8 SMS. Aku bergegas mengeceknya. Tapi aku mengehentikan niatku, aku masih ingin melihat foto wallpaper orang yang aku cintai lebih lama lagi.

            Ratna Wardani
            Received 05.08 AM
            Cha resume itu kayak gimana ?

Tanpa berpikir panjang lagi, langsung saja aku balas BBM dari Ratna.

            Raden Roro Chacha Putri Rosara
            Sent 1 minutes ago
            Resume yg mana maksudnya naa ??
            HKP apa planktonology ??

Tuing...tuing...tuing....
Bunyi ringtone BBMku...
“Ternyata balasan BBM dari Ratna” gumamku dalam hati
Ada SMS dari Seplisyia dan Dodik. Ada apa pagi-pagi sahabatku ini sms aku ? Tumben ...
            BF_Dodik
            Received @04.38a
Cece, nanti jangan lupa ngumpul di Arek Lancor ya jam 8an. Mumpung Vindy sama Lulus juga pulang. Lama wes kita2 ngga ngumpul gara2 aktifitas perkuliahan.

BF_Seplisyia
Received @05.12a
Cha, km jd ke Semarang? Ayooo aku tunggu. Mumpung liburan nih. Libur natal n new year kan lumayan panjang :D haha. km bisa ketemu sama si Indra loh. Ayoooooooo, ndang budal’o rene mbak cantik ^^

“Yesssssssssss, bahagia banget sama info ini. Ada kesempatan lagi buatku ketemu sama Indra lagi, Orang yang aku cintai, sampai detik ini. Semarang I’m coming” pekikku kegirangan.
BF_Seplisyia
Sent  2 minutes ago
Jd2, udah dapet ijin dr bonyok. Besok lusa aku berangkat. Jemput’o aku yo sepp nag terminal :p

            Aku melirik jam beker warna ungu pemberian salah satu sahabatku yang akrab di sapa Jujuk. Jam mungil itu menunjukkan jam 7 pagi. Aku pun bergegas bersiap-siap bertemu Lulus, Dodik dan Vindy.
Jam 7.45 aku mulai menstrater beatku, sepeda motor mini inipun mulai berjalan menelusuri gang kecil, mulai menyapa jalanan sempit komplek perumahanku. Aku mulai menyusuri jalanan menuju Arek Lancor, kota ini tetap sejuk. Taman kecil sepanjang jalan raya yang membuat kota ini sejuk. Tak terasa, beatku membawaku ke tempat dimana aku akan bertemu 3 orang sahabatku. Arek Lancor, alun-alun Kota Pamekasan dengan tugu khasnya berupa 3 icon clurit yang menandakan bahwa orang Madura berani, pantang menyerah dan pekerja keras dan tempat dimana aku akan melepas rindu dengan sahabat-sahabatku. Aku berhenti di parkiran Masjid Agung Kota Pamekasan. Aku mulai berjalan ke salah satu sudut alun-alun sembari merasakan hangatnya mentari pagi. Aku meluaskan tatapanku ke segala penjuru, mencari-cari dimana sahabatku berada. Tapi hasilnya nihil, mereka tidak ada, alun-alun ini sepi, hanya ada beberapa orang saja berolahraga di dekat tugu. Keinginanku mengelilingi alun-alun dengan berjalan kaki aku turuti, sudah lama tidak jogging dengan anak-anak basket SMA ku untuk latihan fisik.
            “Ceceeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee” panggil suara itu keras.
Suara itu tak asing lagi buatku. Seperti suara Vindy. Akupun menoleh ke belakang, benar saja 3 sahabatku berlari menghampiriku, akupun menghampiri mereka dengan berlari kecil. Aku peluk mereka satu persatu, luapan rasa kangen benar-benar tidak bisa kami tahan lagi. Air mata Vindy pun jatuh ketika dia memelukku.
            “Aku kangen kamu ce, sudah lama kita gak ketemu. Lama banget kita gak ngelakuin aktifitas bareng. Liburan kali ini semoga menjadi kesempatan kita untuk berkumpul bareng-bareng lagi kayak SMP SMA dulu” lirihnya serak
            “Iya, aku juga kangen baget sama kamu. Kangen sama candaan kalian, kangen kalian buat nyubit pipiku, kangen makan siang bareng kalian” kata ku sambil menyeka air mata Vindy.
            Kami berempat berjalan menuju pojok alun-alun kota, duduk di atas rumput hijau, di bawah pohon beringin besar yang rindang, disanalah tempat yang kami tuju. Tempat tongkrongan ketika kami masih menjadi seorang siswa, tempat kami berbagi cerita dan keluh kesah juga sharing segala hal yang kami inginkan. Dan hari ini pun kami akan bernostalgia dan berbagi cerita, ditempat yang sama.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

            Allahu akbar.. allahu akbar, suara adzan subuh membangunkanku.
            “Tumben bangun sendiri pagi ini dek ?!” tanya kakakku kepo.
            “Duhh kak, apaan sih. Kepengen tau urusan orang mulu deh !!” jawabku sewot.
“Iya,, iyaa. Hari ini kakak ngalah, gak mau ngerusak suasana hati orang yang mau ketemu sama pujaan hati di Semarang sono. Mandi gih, langsung siap-siap. Nanti kakak yang nganter ke terminal”
“Ayah sama bunda gak ikut nganter kak ??” tanyaku penasaran.
            Jam di ruang tamu berdenting 8 kali, menandakan sekarang sudah jam 8 pagi. Aku bersiap-siap dan memindahkan barang bawaanku ke bagasi mobil. Ingin rasanya aku cepat-cepat sampai di kota itu. Ingin segera memeluk sosok yang selama ini aku rindukan.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

            Bus yang aku tumpangi melaju perlahan meninggalkan terminal dan mulai menambah kecepatan di jalan raya. Tiba-tiba aku teringat, aku belum pamit sama ayah dan bunda.. Typing the text ........

                        To : Bunda ; Ayah
                        Bunda, ayah,,,
Chacha berangkat Semarang dulu,
Doakan selamat sampai sana. Aamiin...
Sms sending.............
Bus melaju dengan kecepatan maksimal, meninggalkan jauh Kota Pamekasan, dan akupun tertidur pulas ditemani lagu-lagu favoritku.
Criiiiiiiiitttttttttttttttt !!! Suara rem mendadak dari busku, membuatku terbangun. Tuhan masih melindungiku dan penumpang lainnya. Hampir saja busku menabrak truk di depanku. Aku mencari tau dimana aku sekarang. Remang-remang aku membaca tulisan Kota Kretek. Well, I’m on Kudus now. 2 jam lagi perjalananku tiba di Semarang.
“Sms Indra ahhh !” gumamku dalam hati

To : <3 Indra
Dra, aku touchdown Semarang nih. Maen yuukkkkk J Kangen...

10 menit.... 20 menit... 30 menit.. Tidak ada tanda-tanda SMS ku bakal dibalas. Keringat dingin mulai bercucuran, takut akan kekhawatiran itu terjadi. Indra tidak akan menemuiku lagi .......
“Tuhan, dimana dia ?? Kenapa sms ku gak di balas. Kemana Indra ?? Apa dia benar-benar tidak ingin menemuiku lagi setelah kejadian 4 bulan lalu ??”


 <3 Indra
Received one minute ago
Sorry cha, aku ada acara !

            Seketika moody ku berubah. Senyum yang tersungging di bibirku sejak tadi pagi, hilang. Nyessek banget ngebaca smsnya, tanpa emoticon smile dan tanpa basa-basi. SMS hambar yang dia kirim benar-benar membuatku ingin kembali ke Pamekasan, tapi batinku terus memaksaku melanjutkan perjalanan ke Semarang. Tangisan dan sesenggukan nafas yang menemaniku sampai di Terminal Terboyo Semarang. Sedih, kecewa, kesal yang ada di pikiranku sekarang.
“Indra gak ngehargain aku sama sekali, jauh-jauh aku ke Semarang cuma kepengen ketemu dia !!” Batinku marah.
           
                        To : BF_Seplisyia
                        Sepp, aku sudah touchdown terboyo nih J
Tapi kaga usah jemput aku deh, aku masih pengen sendiri skrg. Percuma malam ini Indra ada acara, paling2 besok juga ada acara, acara, acara !! ujung-ujungnya ga bakal ketemu aku. Besok aja deh kalo mau maen, aku masih mau bernostalgia sama kenanganku dulu di kota ini J sorry ya. don’t worry about me, i’m well sista ({})
           
Kemana kakiku melangkah, disitulah aku akan bernostalgia tentang kenanganku di kota ini. Kota yang benar-benar membuatku bahagia, bahagia bersama sahabat dan teman-temanku, menemukan ketentraman dan kedamaian rohani dan jasmani, juga kota yang membuatku menemukan sesosok orang yang entah sampai kapanpun tidak bisa aku lupakan. You’re my first love, dra.........
“Maaf mbak, bisa saya antar kemana ?” tanya sopir taxi.
 “Tolong antarkan saya ke cafe gombel pak” jawabku pelan.
Mobile xpress ini meluncur dengan santainya sembari memperlihatkan hiruk pikuk kota Semarang. Banyak muda-mudi berlalu lalang di samping kanan kiri taxi yang aku tumpangi. Boncengan dengan pasangan mereka masing-masing. Rasa iri dan kesal menyelimutiku seketika. Bergumam dan berharap kapan kesempatan itu bisa terulang kembali. Kesempatan melalui hari-hari dan berbagai aktifitas bersamanya.
“Semuanya menyebalkan !!!” pekikku marah, tak sadar kalau suaraku mengagetkan bapak supir.
Taxi terus melaju memecah keramaian dan kemacetan Kota Semarang, menuju ke daerah Semarang atas, tepatnya di Jl.Setiabudi. Taxi yang aku tumpangi mulai menurunkan kecepatannya, pertanda tempat yang aku maksud sudah dekat. Aku melangkahkan kakiku dengan gontai dan tak bersemangat, mencari tempat duduk di pojokan cafe. Benar-benar ingin menyendiri malam ini. Ringtone SMS yang mulai tadi berbunyi aku abaikan. Aku muak dengan semuanya !! Waitress cafe tersebut menghampiriku dan menyodorkanku list makanan dan minuman khas cafe ini. Aku baca satu persatu list menu itu. Nasi kucing, menu favorit ku dan Indra masih saja tercantum cantik.
“Avocado juice aja mas” pintaku.
“Baik mbak, tidak ada yang lain?” tanyanya
“Sementara belum ada, nanti saya panggil lagi” jawabku singkat.
Waitress itu meninggalkanku dan kembali membawakanku satu gelas jumbo avocado juice, minuman favoritku. Aku teguk beberapa kali juice itu, lalu tubuh dan pandanganku aku putar 180 derajat dari asalnya. Sekarang posisiku benar-benar bisa melihat kota Semarang keseluruhan, lampu-lampu perumahan, tugu muda, pelabuhan, jalan raya semuanya terlihat jelas dan indah dari cafe ini pada malam hari. Pemandangan bagus cafe ini memang cocok disinggahi untuk menghilangkan kepenatan, tapi tidak buatku malam ini. Aku meluaskan pandanganku pada kerlipan lampu-lampu itu, menikmati indahnya malam dan desiran angin semilir yang membawaku terbang dalam kenangan masa lalu di kota ini.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

2 tahun silam ......

“Wah pemandangannya indah banget ya dra, kota Semarang bisa keliatan semua dari atas sini” kataku girang.
“Iya, terlebih pemandangan itu tambah indah kalo ada kamu disini. Kota Semarang bakal kurang satu kalo kamu gak ada disini, didekatku” jawabnya santai.
“Maksudnya apaan, dra?” bantahku bingung.
“Beneran gak ngerti nih?”
“Iyaaa, apaan sih, dra??” tanyaku sedikit memaksa.
“Orang kritis seperti kamu, mustahil kalo gak ngerti sama kata-kataku. Terlalu mudah buat kamu untuk mengerti. Cerna baik-baik perkataanku, kamu pasti ngerti” jelasnya sambil tersenyum dan memberikanku waktu untuk berpikir sejenak.
Berbagai jawaban melintas di depan mataku, tapi aku gak yakin dengan semua jawaban itu. Tiba-tiba aku menemukan jawaban gila. Indra suka aku kah ??
“Dra .... “ panggilku santai.
“Dalem, sudah tau maksudnya?” tanyanya, lalu meletakkan lengannya di bahuku.
“Ini jawaban gilaku, dan mungkin ini salah besar” jawabku tertawa.
“Apaan ??” tanyanya penasaran.
“Maksud yang kamu bilang tadi, Semarang bakal hilang satu kalo gak ada aku di deketmu, artinya kamu gak pengen aku jauh dari kamu ya, dra ? Kamu suka aku ya ? hahaha. Udah udah, itu jawaban gilaku. Habisnya aku bingung mau jawab apa. Gak ngerti banget sama maksudmu tadi” jawabku ngasal.
“Cha, kamu anggap aku ngasih statement sama kamu kayak barusan, aku bercanda ? Cuma ngasal-ngasal aja ngasih statementnya ? Kamu gak bisa bedain mana aku yang serius sama aku yang lagi bercanda? Kamu sahabatku, cha ! Orang lain aja bisa ngerti, kenapa kamu nggak ?? Aku serius !!” tandasnya kesal.
Raut wajah Indra berubah seketika. Entah dia marah, kesal atau kecewa. Yang aku pikirkan sekarang, apa penjelasanku dan penjelasannya berhubungan ? Benarkah dia punya perasaan yang sama sepertiku ?
“Kamu serius, dra ? Kamu beneran suka aku ?” tanyaku memecah keheningan.
“Iya, aku suka kamu, sahabat kecilku. Aku cinta kamu, Cha” jawabnya lirih.
“Dra, aku sahabatmu. Aku gak pantes buat kamu. Orang baik kayak kamu gak pantes buat aku. Aku sudah senang dan sudah cukup punya sahabat pintar, cakep, baik hati dan punya talenta seperti kamu. Aku gak mau hanya masalah cinta, nantinya kita bisa lost conctact atau apalah. Aku gak mau itu, aku cuma pengen, aku dan kamu sama-sama terus sampe nanti. Cuma itu keinginanku, dra”
“Iya cha, kita bakal sama-sama terus sampe nanti, dan anak-anakmu akan memanggilku dengan sebutan PAPA!” jawabnya mantap sembari memelukku kuat, seperti anak kecil yang tidak ingin kehilangan mainan kesayangannya.
Aku tertegun dengan kalimat yang baru saja Indra katakan. Baru kali ini benar-benar ada seorang laki-laki yang bisa membuatku seterharu ini dan bisa meluluhkan aku yang cuek. Apa memang karena aku memiliki perasaan yang sama seperti Indra ?
“Dra, malu ahh diliatin orang” ujarku, lalu melepaskan pelukan Indra.
“Kamu nangis ya, Cha?” tanyanya kaget.
“Kamu kira dari tadi aku ngapain? Nyruput minuman sampe sesenggukan gitu? Atau latian nyelem sampe nahan nafas gitu?” tukasku kesal.
“Kamu itu ya, tetep aja bisa nyeplos meskipun dalam suasana kayak gini. Kamu itu lucu, aneh, unik, ngangenin” ujarnya sambil tertawa ngakak.
“Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, you make me so bored now !!”
“Calm down baby, you with me” kata Indra meyakinkan.
“Gombal” sergahku menahan malu.
“Tapi kamu seneng” candanya, lalu tertawa.
“Iya seneng banget, gak bertepuk sebelah tangan dan benar-benar nyata malam ini” kataku keceplosan
“Jadi selama ini kamu juga suka aku, Cha?” tanya Indra kaget.
“Iya, dari dulu. Dari awal kita sama-sama mulai remaja. Sama-sama mengenal cinta. Sejak itu aku suka kamu. Tapi aku gak pernah cerita sama siapapun, termasuk ke Dianry, anak-anak CIMA dan semut sekalipun. Aku tau, kamu banyak disukai anak-anak cewek di sekolahmu. Kita juga jauh” kataku lirih.
“Jarak itu bukan masalah cha, yang penting gimana caranya kita bisa saling ngasih kepercayaan. Gak ada yang ditutup-tutupi. Semuanya terbuka. Janji ya kamu bakal sama-sama aku terus, bakal nemenin aku sampe sukses nanti, bakal ngebesarin anak-anak kita sampai sukses juga melebihi kita”
Aku terdiam dan berpikir beberapa saat. Kesempatan seperti ini gak boleh aku lewatkan, jangan menunggu kesempatan kedua datang kalo kesempatan pertama sudah ada di depan mata, pikirku logis.
“Iya, Insyaallah aku bakal nepatin janji itu dra. Aku bakal tetap sama-sama kamu sampai nanti, menjadi orang terdekatmu” ujarku mantap.
Ya bapa, berikan kami umur panjang, agar kami bisa bersama-sama selamanya. Santa Maria bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin” pintanya, lalu menutup doa tersebut dengan tanda salib.
“Amin ya rabbal alamin” aku menimpali dengan doa dalam keyakinanku sendiri.
08-09-2010 merupakan tanggal dimana kita berjanji bersama untuk melewati segala aktifitas di hari-hari selanjutnya. Tuhan mendengar doaku. Malam indah di bukit gombel sembari mengenang masa lalu ketika kami masih menjadi siswa di SDK Don Bosco, melakukan hobi kami bersama-sama, dimarahi nenek kakek gara-gara telat pulang. Semua kami lewati bersama hingga kami berdua tumbuh remaja dan mengenal apa arti kata cinta. Dua insan yang berbeda agama namun menjadi satu dalam balutan kasih sayang.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Di dalam Gereja Katedral Randusari ...

“Tuhan, hamba bingung akan perasaan ini. Ada kebimbangan di dalam hati. Bisakah hamba terus melanjutkan hubungan dengan Stella, tapi jauh di dalam hati, hamba sayang Chacha, melihatnya dekat dengan laki-laki lain sudah cukup membuat hati hamba sakit. Apa ini juga termasuk karma karena hamba sudah ingkar dengan janji hamba di hadapanmu, Tuhan. Tuhan Yesus, berikan anakmu ini pencerahan, agar hamba bisa keluar dari masalah ini. Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati, Amin”

Panjatan doa seorang laki-laki remaja berusia 17 tahun di depan altar sembari memejamkan mata dan begitu menikmati persekutuannya dengan Tuhan.
 
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

BF_Seplisyia calling .....
“Halo, cha.... kamu dimana? Aku telpon mulai tadi nggak kamu angkat sihh? Kamu ada dimana sekarang??” nyerocos Seplisyia dari seberang.
“Di cafe gombel, aku nggak papa kok. Nggak usah khawatir sama aku”
Aku menutup telpon dari Seplisyia dan kenangan itu kembali menguasaiku......
“Plakkk !!!” suara tamparan mengagetkan aku dan Indra yang sedang asyik ngobrol di pelataran gedung Fakultas Hukum UNDIP setelah kami selesai ujian UM.
“Apa apaan ini ??” tukas Indra
“Mulai besok, gue nggak mau liat wajah dia di sini lagi, lo nggak boleh berhubungan sama Chacha lagi” bentak Stella, sambil menunjuk ke arahku.
“a..akuuuu ??” tanyaku menahan tangis.
“Iyaa, lo !! Pokoknya besok gue nggak mau liat wajah kampung lo disini”
“Aku masih pengen liburan disini, Stell..”
“EGP !! Bukan urusan gue. Semarang nggak pantes buat lo, tempat lo bukan disini, tapi di kampung lo. Dan lo juga dra, bisa-bisanya lo berduaan di tempat rame kayak gini, ketawa ketiwi dari tadi, sok mesra di depan temen-temen gue, maksud lo apaan??!” nyerocos Stella tanpa bernafas sedikitpun.
“Mau lo apaan sih ?? Ngapain lo marah-marah sama Chacha? Dia nggak salah, lo kan juga udah tau, gue sama dia udah sahabatan sejak kecil, sebelum gue kenal lo...” jawab Indra membelaku.
“Ohh, gini sekarang? Lo belain cewek kampungan  ini daripada pacar lo sendiri? Shitt!! Gue juga baru inget, kalo kalian sahabat tapi cinta. Gacruk kabeh ...” misuh Stella.
Aku pergi ninggalin Stella dan Indra yang sedang beradu mulut, aku nggak kuat dengan perkataan Stella yang terus nge-judge aku mau ngambil Indra dari dia. Padahal aku nggak ada niatan untuk itu. Aku sudah nerima, aku putus sama Indra, kita hanya sahabat.
           
 <3 Indra
Received one minute ago
Cha, mending kita jaga jarak aja ya. Stella marah sama aku, dia cemburu sama kamu. Stella cewek aku, dan kamu sendiri yang bilang kalo dia masa depan aku. Aku mau jaga hati Stella. Aku tau, kamu anaknya baik, tolong ngertiin posisiku sekarang. Makasih, maaf L
            Tuhan............ !! Jeritku dalam hati

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

            Indra melangkahkan kakinya meninggalkan altar, tempat dia berdoa dan menghilangkan kegundahan. Namun tiba-tiba HP disakunya berbunyi.
“Selamat malam, Seplis”
“Malam dra, lo ada dimana?” panik, suara di seberang sana.
“Gue masih di gereja ini, ada apa Sep? Kok suara lo panik gitu”
“Lo udah tau kalo Chacha sekarang ada di Semarang?”
“Iya tau. Dia sama lo sekarang? Gue kesitu habis ini”
“Enggak !!” ketus Seplisyia
“Nah, nggak usah bercanda deh lo. Dia dimana sekarang? Di rumah neneknya apa dimana??” Indra mulai merasa khawatir.
“Lo jahat dra, lo punya hati nggak sihh? Chacha bela-belain kesini tuh cuma kepengen ketemu sama lo, ngelepas kangennya sama lo. Malah lo enak-enakan ngomong, sorry aku ada acara. Dia ngerasa nggak dihargain sama lo, dan dia masih ngerasa bersalah sama kejadian 4 bulan lalu di UNDIP !!” kata Seplisyia sewot.
Indra tertegun mendengar penjelasan Seplisyia dan melanjutkan perkataannya setelah bisa menguasai dirinya.
“Seplis, dengerin gue. Gue nggak mau dengerin omelan lo sekarang, gue cuma mau tau Chacha sekarang dimana, gue mau nyusul dia”
“Di tempat biasa, di tempat kenangan lo sama dia dulu, lo susul deh. Kalo ada apa-apa hubungi gue”
Indra berlari kecil ke parkiran dan mulai menstrater sepedanya.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

            Aku terperangkap dalam cinta beda agama. Cinta dalam perbedaan yang membuat kami bersatu hanya dalam beberapa tahun saja. Semua sudut hati ini penuh dengan nama Indra, tidak ada nama laki-laki lain yang bisa menggantikannya sampai detik ini. Postur tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, matanya yang tajam dan senyum khasnya memenuhi segala penjuru otak dan syarafku. Apakah aku salah, mencintai seorang umat katolik yang taat?  Mengapa Tuhan sepertinya menjauhkanku darinya, membuat jalan cintaku berkelok-kelok dan tak menemukan ujungnya. Hingga ada wanita lain yang bisa menggantikan posisiku. Apa ini hukuman dari Tuhan, hingga perasaanku dipermainkan seperti ini.
            Alunan lagu-lagu romantis menemaniku malam ini, dan cukup membuatku mengingat kejadian masa lalu dimana sekarang kaki ku berpijak. Aku benar-benar ingin ketemu Indra, sosok yang aku rindukan kehadirannya.
            “Cha....” sapa  Indra lembut
            Suara lembut itu, membuyarkan lamunanku. Aku membalikkan badanku. Dan sekarang dihadapanku berdiri seorang laki-laki yang aku nantikan kehadirannya sejak tadi, seseorang yang ingin aku temui di kota atlas ini, seseorang yang mampu membuatku semangat dan mengembalikan keceriaanku.
            “Indraaaaaaaaaaaa .....” lalu akupun memeluknya
            Dekapan Indra membuatku melupakan semua kegalauanku, merasa tenang di dalam pelukan laki-laki ini. Dekat dengannya membuatku seperti hidup kembali, menemukan secercah harapan untuk bisa hidup bersamanya suatu saat nanti. Soundtrack Judika – Malaikat cocok untuk suasana kami malam ini.
            “Apa kabar?” Indra memulai percakapan.
            “Aku baik, kamu gimana?”
            “Baik donk, masa ketemu kamu nggak baik” jawab Indra, mencairkan suasana.
            Kami mengobrol sampai larut malam, menceritakan semua permasalahan yang akhir-akhir ini kami alami, bertukar pikiran yang biasa kami lakukan sejak dulu, sesekali guyonan Indra mengingatkan kenangan kami berdua, di tempat ini, cafe Gardu Pandang Gombel.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
21 Desember 2012

            “Selamat Ulang Tahun cucuku sayang” ucap nenekku membangunkanku.
            “Terimakasih eyang uti, eyang kakung” jawabku manja.
            Ucapan nenekku menyadarkanku, hari ini usiaku bertambah. Aku bahagia, ulang tahunku kali ini benar-benar bisa aku rayakan di sini. Terlebih dia yang beberapa hari ini selalu menemaniku. Mengajakku berkeliling Kota Semarang. Tugu Muda, Kota Lama, Simpang Lima, Bendungan seakan menjadi saksi kami, 2 insan yang saling menyayangi.
            Christian?? Ngapain si cungkring pagi-pagi telpon aku? gumamku heran.
“Cha, halo”
“Hmm, ada apa Christ. Tumben pagi-pagi telpon aku”
“Aku tunggu kamu nanti jam 7 malam di taman Widya Puraya UNDIP” kata Christian dan mematikan telponnya.
            Akupun cuma bisa menghela nafas panjang. Telpon nggak jelas, tiba-tiba nyuruh aku ke WP. Ada acara apa disana? Apa Christian bakal ngasih surprise ke aku lagi? Bukannya Christian sudah melupakan perasaannya, tidak ingin menyakiti hati sahabatnya sendiri. Kebingungan menusuk syaraf otakku, dan membawaku tidak tersadar dalam tidurku.

Malam hari...

            Nggak ada tanda-tanda surprise dari Indra buat aku, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Nggak ada hal yang perlu di curigakan dari Indra seperti tahun lalu yang bisa aku tebak dengan mudah, malam ini dia juga nggak bisa nemenin aku ke WP, dia harus menjalankan misa rangkaian Natal. Tapi yang aku takutkan Christian, aku takut dia melakukan hal-hal diluar logika dan memicu pertengkaran antara dia dan Indra. Terlebih putusnya hubungan Indra dan Stella. Apa Christian ingin membuatku tertarik padanya?? Nggak, aku nggak bakal ngerusak persahabatan mereka.
            Aku teringat perkataan Indra beberapa hari lalu.
“Gue udah nggak kuat sama sikap Stella belakangan ini, Cha. Dia terlalu protectif. Gue selalu di larang berteman sama temen-temen cewek. Kuliah bukan kayak SMA lagi, disini gue jadi BLM, gue harus ramah dengan siapapun. Stella nggak pernah ngertiin gue, gue pengen putus sama dia, nunggu waktu yang tepat”
            Jalanan UNDIP gelap-gulita, seperti malam tanpa bintang. Widya Puraya, tempat yang aku cari sudah ada di depanku. Tidak ada secuil aktifitas di gedung itu. Tidak ada batang hidung manusiapun melintas disini. Sepi !! Senyap !! Apa maksud Christian pagi tadi? Apa aku salah tempat? Bukankah ini benar gedung Widya Puraya UNDIP? Kenapa aku sendirian disini? Aku tidak mau jadi patung di tempat ini.
            Hampir saja aku membalikkan badanku dan meninggalkan tempat nggak jelas ini, tiba-tiba tulisan “HAPPY BIRTHDAY 18y.o CHACHA” muncul di pelataran gedung WP, pantulan dari processor. Aku menghampiri sumber itu. Dari jauh aku melihat banyak lilin berbentuk love di depan taman Widya Puraya. Siapa cowok yang memegang tart di tengah itu?? Sepertinya aku kenal, tapi bukan Christian.
            “Ya Allah” pekikku kaget.
            Cowok di tengah love candle itu tak lain adalah Indra. Senang banget rasanya dapet surprise dari dia, terlebih surprise ini gak bisa aku tebak seperti sebelumnya.
            “Happy Birthday dear, Jesus blessing you always” ucapnya, lalu mencium keningku.
            Aku tidak percaya sedikitpun apa yang terjadi malam ini. Aku cubit pipiku, aku jewer telingaku untuk meyakinkan kalau aku tidak sedang bermimpi.
            “Ini nyata, Cha. Bukan mimpi” kata Indra, disambut tawa sahabat-sahabatku : Seplisyia, Christian, Cyntia dan Dianry.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Lonceng berbunyi, lagu malam kudus dikumandangkan, lilin dinyalakan, menandakan malam natal sudah tiba. Misa malam natal dilaksanakan di semua gereja. Umat katolik sejati seperti Indra tidak akan melewatkan misa rangkaian Natal sedikitpun. Indra duduk dipojokan gereja yang kudus, diapit oleh orang tua dan kakaknya. Beribadah khusyuk dalam doa, dan perlahan-lahan tenggelam dalam suasana kudus yang menyejukkan seolah-olah Tuhan sedang memeluk dirinya, sangat hangat. Pastor di altar dan liturgi peribadatan menjadi saksi Natal kali ini benar-benar membawa cinta kasih dan kedamaian baginya.

My wonder besties :)
            Received @6.13p
Hari ini kesempatan sangat bagus untuk berdoa, untuk peduli, untuk cinta, dan untuk senyum. Selamat Natal, Indra. Semoga sukses selalu. Semoga terang Natal membawa kedamaian bagi semua umat dan menjadi terang bagi keluarga, serta sesama. Amin. Salam buat bapak, bunda dan kakak ya.

            Indra tersenyum dengan senyum khasnya yang bisa buat cewek-cewek disekitarnya klepek-klepek. Masih jam 10 malam, malam Natal, malam yang indah dan panjang, batinnya dalam hati.
                        <3 Indra
                        Received one minute ago
Life has its ups and downs. Sometimes sun shines, sometimes the rain pours. But don’t forget, it takes both sun and rain to make a rainbow. Have a colourfull day, Marry Christmas. Jesus bless you..
Keep your smile and give your love for me, love you beb :*

            Kalung dengan liontin berbentuk love dan permata berwana putih ditengahnya menjadi kado Natal tahun ini dari Indra. Serta secarik kertas berisi ucapan Natal dan seutas harapan.
            Perbedaan keyakinan bukan pemisah antara aku dan kamu, agama bukan kontroversi dalam menjalani hubungan. Kita sama-sama menengadahkan tangan untuk berdoa. Tuhan itu Esa. Kita bisa melewati perbedaan ini dengan cinta dan kasih sayang. Rasa cinta yang ada dalam diri aku dan kamu, itu anugrah dari Tuhan. Bukan takdir yang dipaksakan, dan tidak ada alasan untuk cinta beda keyakinan. I hope, the next x-mas, you still be my wonderfull girl ({})

Paragon mall...

“Kamu cantik pake kalung itu, Cha” puji Indra.
Aku hanya tersenyum. Memberikan senyum termanisku. Natal dan ulang tahun yang sangat indah di tahun ini. Banyak kejadian yang gak bisa aku terka. Allah mendengar doa-doaku. Hanya satu harapanku, Tuhan. Berikan Indra sebagai jodohku kelak, jangan jadikan perbedaan agama penghalang bagi kami.
Dejavu dengan tempat ini, perkataan yang pernah aku dengar sebelumnya. Pernahkah aku ke tempat baru ini sebelumnya ?? Ya aku ingat, mimpi itu......
“Aku gak bisa tulus sayang sama cewek lain”
“Loh, kenapa dra?”
“3/4 nya sudah kamu ambil. Aku gak bisa bohongi itu. Aku sayang kamu, dan gak pengen kamu pergi lagi. Tanpa kamu, aku seperti bunga yang tidak punya tangkai. Aku benar-benar cinta kamu, Cha. Trust me”
“Aku juga dra, aku gak bisa ngelupain kamu. Aku tetep sayang sama kamu meskipun kamu sama cewek lain. Aku nggak bisa ngelupain kamu, janji kita dulu nggak bakal pernah aku ingkarin”
“Iya cha. Maaf aku salah kemaren. Sekarang aku nggak mau ngulangin kesalahanku lagi. Jangan sedih ya, kan kita udah bareng-bareng lagi sekarang”
            Meskipun Indra pernah menggantikan posisiku dengan yang lain, tapi aku akan selalu menjaga rasa ini, tidak akan aku biarkan rasa itu hilang bahkan tergantikan oleh rasa yang lain. Aku akan selalu menunggu dia dengan sabar sampai dia sadar bahwa aku akan selalu menyayanginya. Dan mimpi yang selama ini datang di setiap tidur malamku, kini menjadi jelas, nyata, dan inilah yang aku inginkan selalu bersamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar